Minggu, 27 September 2009

Karyawan atau Wiraswastawan?


Kalau kita tanyakan kepada fresh graduate yang baru bekerja, kenapa sih kamu bekerja di perusahaan ini? maka sebagian besar akan menjawab, ya... yang penting gue kerja dulu. Dapat duit dan bisa beli ini beli itu. Motivasinya adalah uang, Ok-lah... masih bisa dimaklumi!

Tapi kita coba tanyakan kepada mereka yang sudah bekerja sekian lama terus pindah kerja lagi, kenapa sih kamu pindah kerja ke perusahaan itu? Bukannya perusahaan ini sudah bagus untuk kamu! Begitulah, sebagian besar jawabannya adalah karena di perusahaan baru gajinya lebih besar atau jabatannya naik. Sebagian lagi menjawab karena sudah gak cocok dengan perusahaan lama atau sama boss-nya.

Inilah pola pikir kebanyakan pekerja atau karyawan sekarang ini. Pemikiran yang salah sama sekali. Lho koq salah? Begini ceritanya.

Kita diciptakan Tuhan dengan maksud tertentu. Karena itu kita dibekali bakat atau talenta yang berbeda-beda yang baru berupa potensi. Potensi ini kalau dilatih terus dengan tekun dapat membentuk kemampuan (ability) seseorang.

Dengan kemampuan saja masih belum cukup! Orang memerlukan hikmat agar orang bekerja dengan attitude yang baik, rajin, jujur, disiplin dan seterusnya. inilah cikal bakal keberhasilan kita hidup di dunia ini.

Apa itu keberhasilan? Apa itu sukses? Bagi saya sukses adalah pencapaian seseorang terhadap tujuan yang telah Tuhan tetapkan buat hidupnya. Kunci keberhasilan bukannya berapa banyak uang atau harta yang kita kumpulkan. Kunci keberhasilan berawal dari pengenalan kita terhadap rencana Tuhan bagi hidup kita, lalu mengarahkan segenap potensi kita kepada rencana tersebut agar mencapai puncak tertinggi tujuan Tuhan. Inilah letak keberhasilan sekaligus kebahagiaan hidup kita!

Jika kita mengerti hal ini maka untuk menjawab pertanyaan pada judul tulisan ini menjadi lebih mudah. Lebih baik menjadi karyawan atau berwiraswasta?

Pertama saya akan membahas dahulu tentang berwiraswasta. Untuk berwiraswasta seseorang harus memiliki 3 hal kunci yaitu inspirasi, motivasi dan kepekaan (sensibility). Karena itu pengusaha harus mempunyai inspirasi yang muncul dalam bentuk sebuah visi. Kemampuan melihat sebuah kesempatan, ide-ide spesifik yang belum ada di marketplace.

Pengusaha harus punya motivasi dengan semangat pantang menyerah dalam mengembangkan strategi untuk merealisasikan visinya, lalu dengan penuh tanggung jawab membuatnya jadi sukses. Selain itu juga harus punya kepekaan, berani ambil resiko. Karena itu pengusaha haruslah orang yang berpikir positif dan seorang pengambil keputusan.

Nah, apakah anda memiliki karakteristik di atas? jika tidak lebih baik anda bekerja menjadi karyawan saja, tidak salah juga sih. Sebab untuk bekerja menjadi karyawan paling tidak kita harus memiliki 3 kartu AS yaitu : kerja cerdAS - kerja kerAS - kerja tuntAS. Apakah anda memiliki ketiga hal ini?

Kalau kita bandingkan antara karakteristik pengusaha dan karyawan, tidak ada yang gampang. Pengusaha punya kesulitan sendiri, begitu juga karyawan. Jadi masalahnya kembali bukan pada pilihan itu. Tapi pada panggilannya. What is your calling?

Sebab yang penting bukan menjadi karyawan atau wiraswastawan, tapi yang penting adalah apakah pekerjaan kita itu merupakan jalan untuk menggenapkan rencana Tuhan melalui hidup kita atau tidak? Andalah yang dapat memutuskannya sendiri.

Semoga blog post ini bisa menjadi pencerahan buat anda yang membacanya.

Terima Kasih!

Label:

Jangan Lupa Diri




Kesuksesan dan kemakmuran mengikat manusia kepada dunia. Manusia merasa mengejar kesuksesan dan kemakmuran sebagai suatu proses dalam hidup untuk menemukan tempatnya dalam dunia. Padahal sebenarnya dunialah yang sedang mencuri tempat dalam hatinya.

Di dunia ini kesuksesan dan kemakmuran seseorang umumnya diukur dengan kemapanan pekerjaan dan besar kecilnya penghasilan. Untuk mencapai hal-hal itu, sering kali kita sudah sudah berencana sejak kecil dengan belajar rajin dan bekerja keras agar dapat masuk ke sekolah unggulan, universitas favorit, dan akhirnya perusahaan yang besar yang bergengsi.

Ditambah dengan persaingan yang semakin hari semakin ketat, kita pun belajar lebih rajin lagi dengan mengikuti kursus ini dan kursus itu tiada habisnya. Memacu diri dengan bekerja lembur, menghadiri malam-malam networking guna mencari peluang bisnis, dan sebagainya.

Pekerjaan yang mapan dan penghasilan yang besar tentu bukan sesuatu yang buruk. Akan tetapi, kita harus sangat berhati-hati saat berusaha mencapai prestasi dan penghasilan yang mapan. Jangan biarkan diri kita menjadi sangat terikat pada hal-hal tersebut, sebab keberadaan kita di dunia hanya sementara waktu. Usia manusia mungkin enam puluh tahun, dan jika kuat mungkin tujuh puluh tahun. Jadi kita tak boleh berusaha terlalu keras atau merasa terlalu nyaman di dunia sampai lupa diri kepada Tuhan pencipta kita. Semua harta benda ketika manusia meninggal tidak mungkin bisa dibawa atau dinikmati lagi.

Pekerjaan, bisnis dan usaha kita adalah salah satu sarana Tuhan untuk menyediakan berkatnya bagi kita. Namun kita sebagai manusia seringkali lupa diri dan tidak menyadari bahwa semua kekayaan yang kita peroleh melalui pekerjaan, bisnis dan usaha itu bukannya karena kemampuan kita. Tuhanlah yang memberikan kekuatan kepada kita untuk memperoleh semuanya itu.

Oleh sebab itu marilah kita sadari bahwa segala sesuatu yang kita miliki di dunia akan tetap tinggal didunia ini. Semoga Blog post ini bermanfaat bagi anda semua.

Sukses Selalu dan tetap bersemangat !!!

Label:

Rabu, 16 September 2009

Siapa Penentu Hidup Kita ?



Banyak orang yang menghabiskan waktu hidupnya hanya untuk mengeluh. Ada ada saja yang dikeluhkan, seperti atasan di kantor yang menyebalkan, gaji yang tidak juga naik, dan segudang keluhan lainnya.

Sering malah keluhan itu berakhir dengan menyalahkan Tuhan yang memberikan nasib seperti itu, Seolah Tuhan sudah menggariskan hidup orang tersebut serba kurang beruntung dan membenarkan tindakannya bahwa mengeluh dan menyesali hidup sebagai sesuatu yang wajar.

Mari kita bertanya, sebenarnya siapa yang paling menentukan hidup kita? Tuhan atau diri kita sendiri. Kalo Menurut saya itu tergantung dari cara manusia melihat konsep hidup atas dirinya yang berbeda-beda.

Ada yang meyakini bahwa segalanya sudah tertulis atau sudah menjadi takdir. Biasanya kelompok ini cenderung suka kepada ramalan, percaya zodiak, kartu-kartu, Shio. Kalau ada bencana, mereka biasanya sering menyalahkan Tuhan.Setidaknya mereka mengatakan Tuhan sedang Murka. Orang dalam kelompok ini kalo sedang kecewa, umumnya mengeluh terus tapi tidak pernah berbuat apa-apa. Saya harap jangan seperti ini loh konsep hidup anda.

Ada juga yang percaya bahwa nasib dan hidup ditentukan oleh diri mereka sendiri. Orang dalam kelompok ini umumnya sangat percaya diri dan bila menghadapi masalah jarang menyalahkan orang lain, karena baginya setiap ada masalah pasti ada solusi dan solusi itu muncul dari kekuatan dan kemampuan dirinya. Oke... sekarang saya mau tanya kepada anda, apakah anda berada di kelompok ini ?

Dan yang terakhir ada yang percaya bahwa hidup mereka ditentukan oleh dua komponen yaitu Tuhan dan diri sendiri.

Benar Tuhan memang sudah menentukan hidup kita, manusia diberi wewenang penuh untuk melakukan apapun atas hidupnya. Tuhan tidak campur tangan menentukan nasib kita, tapi kita bisa undang Tuhan untuk menentukan nasib kita melalui doa-doa kita. Lewat doa, Tuhan bisa mengubah hidup kita.

Dalam persoalan hidup ini, sebenarnya Tuhan selalu memberi peluang kepada manusia untuk menentukan hidupnya sendiri, mau baik atau sebaliknya. Sekali lagi manusiapunya kuasa untuk menentukan dirinya sendiri, tentunya dengan kadar yang berbeda-beda.

Seseorang akan berhasil atau tidak dalam mengarungi hidup ini tergantung dari orang tersebut, sebab dia punya kuasa untuk itu. Jadi siapapun berhak untuk mengatakan, "Saya akan berhasil karena saya berkuasa atas diri saya sendiri".

Peluang untuk berhasil yang ditentukan oleh orang yang menyakini prinsip seperti itu memang besar dan peluang untuk mendapat keberhasilan menjadi lebih besar lagi jika orang tersebut mengundang Tuhan yang sudah lebih dulu berdaulat atas alam semesta dan yang telah menciptakan manusia.

Wah...gimana dengan anda, Siapa penentu hidup anda agar hidup anda berhasil dan layak?
Mari kita coba intropeksi diri kita dan memperbaiki pola hidup kita untuk menuju hidup yang lebih baik lagi. Wow... jadi serius nih...hehehe...

Semoga Blog post ini dapat menjadi sebuah "RENUNGAN" untuk anda semua

Salam sukses selalu.

Label: